Garuda di Bawah Siwa

8:16 PM 0 Comments

Garuda di Dadaku, lagu dari band netral ( ost, Garuda di Dadaku ) menjadi sangat terkenal. Apalagi kemarin saat tim nasional Indonesia sedang berjaya dalam laga AFF,
Gambar burung Garuda, lambang Negara Indonesia menjadi perbincangan di beberapa media. Bukan karena ada perubahan pada gambar burung garuda tapi pada tata peletakan gambar lambang negara tsb. Maka berhati-hatilah bila menempatkan simbol-simbol / lambang-lambang suatu negara. Salah-salah kita bisa digugat apabila salah dalam penempatan apa yang menjadi lambang kedaulatan suatu bangsa.

Sudah menjadi suatu keharusan di setiap perkantoran, lembaga, instansi baik negeri maupun swasta indonesia memasang foto / gambar burung garuda yang menjadi lambang kedaulatan / harga diri Bangsa Indonesia. Selain itu 2 foto yang wajib mengapit adalah gambar Presiden RI dan Wakil Presiden RI. Tata peletakannya tentu setiap dari kita sudah memahaminya dan bahwa tidak ada gambar yang lain di atas gambar Burung Garuda bukan..?

Nah bagaimana dengan gambar di samping ini..?

Sangat tergelitik hati saya untuk mengeluarkan HP dan menjepret salah satu pemasangan gambar ini. sebenarnya ada 2 hal yg membuat saya tertarik. Pertama adalah Gambar wakil presidennya yg masih memajang wajah Pak Yusuf Kalla. hehe.. lalu yang kedua adalah penempatan Gambar Dewa Siwa di atas gambar burung garuda.

Gambar ini saya dapatkan saat bersama teman2 diajak untuk santap malam bersama di sebuah ruangan puskesmas.
( gambar ini saya ambil pada tanggal 12 januari 2011 )

Penempatan gambar Dewa Siwa, di atas gambar Burung Garuda mengandung banyak makna. Entah apa tujuan dari peletakan Gambar Dewa Siwa ini, hanya si pemasang yang tahu. Saya sempat bertanya ke salah satu warga yang kebetulan lewat di sebelah saya. Menurut bapak tsb, peletakan Gambar Dewa Siwa itu adalah untuk menyatakan bahwa Tuhan / Dewa Siwa adalah yang paling tinggi, tidak ada yang lebih tinggi dari Tuhan, karena Tuhan-lah yang “memiliki” semuanya.

Jawaban yang sederhana, namun dari mimik / bahasa tubuh bapak itu menjawab, saya mendapat kesan bahwa beliau menjawabnya dengan sungguh-sunguh. Saya hanya mengangguk kecil mendengar jawaban bapak itu sambil melanjutkan santap malam yang sudah dipersilakan dan sesekali saya kembali melirik ke arah foto itu.

Sesaat sempat terlintas dalam pikiran saya konsep Tri Murti dalam Agama Hindu. Tri Murti atau tiga manifestasi Tuhan, yang dalam hal ini Dewa Brahma adalah pencipta, Dewa Wisnu adalah pemelihara dan Dewa Siwa bertugas untuk mem-prelina / melebur / mengembalikan ke asal. Ketiga Manifestasi Tuhan ini memiliki wahana-Nya masing –masing. Dewa Brahma disimbolkan mengendarai Angsa, Dewa Wisnu berwahana Burung Garuda dan Dewa Siwa wahana-Nya adalah Lembu Nandini.

Mungkin saja konsep ini yang menjadi inspirasi bagi si pemasang gambar untuk meletakkan Gambar Dewa Siwa di atas gambar burung garuda. Karena sejatinya baik Dewa Brahma, Dewa Wisnu maupun Dewa Siwa sejatinya adalah Tunggal, Tuhan itu sendiri. dan Tuhan berada di atas wahana-Nya..

Entahlah, biarkan hanya si pemasang gambar saja yg tahu…

Kembali saya katakan, peletakan foto / gambar memberikan banyak makna. Satu lusin kalimat konon tidak mampu untuk mengungkapkan arti sebuah poto atau gambar. Ya mungkin bapak itu benar. Semua tergantung dari sudut mana kita melihatnya.

Namun tetaplah kita harus selektif, berpikir secara cerdas, apalagi itu menyangkut tata letak Foto / gambar lambang suatu negara.

**ada 2 negara yang memakai Burung Garuda sebagai lambang Negara yaitu Indonesia dan Thailand

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: