Calonarang, Dramatari Magis

3:20 PM 0 Comments

Calonarang adalah cerita semi sejarah dari zaman pemerintahan raja Airlangga di Kahuripan (Jawa timur) pada abad ke IX. Cerita Calonarang adalah sebuah dramatari ritual magis yang melakonkan kisah-kisah yang berkaitan dengan ilmu sihir, baik itu ilmu hitam maupun ilmu putih. Ilmu hitam ini lebih dikenal dengan Pangiwa / Pangleyakan dan Panengen.
Dramatari calonarang memadukan 3 unsur penting yaitu Babarongan yang diwakili oleh Ba
rong Ket, Rangda dan Celuluk, Unsur Pagambuhan diwakili oleh Condong, Putri, Patih Manis ( Panji ) dan Patih Keras ( Pandung ) dan Palegongan diwakili oleh Sisiya-sisiya ( murid-murid ). Tokoh penting lainnya dari dramatari ini adalah Matah Gede dan Bondres. Untuk tabuh pengiring , dramatari Calonarang biasanya menggunakan Gamelan Semar Pagulingan namun sering juga dipakai gamelan Gong Kebyar.

Da
ri segi tempat pementasan, pertunjukan Calonarang biasanya dilakukan dekat kuburan ( Pura Dalem ) dan arena pementasannya selalu dilengkapi dengan sebuah balai tinggi ( trajangan atau tingga ) dan pohon pepaya.

Sejatinya Calonarang adalah nama julukan seorang janda yang bernama Ni Walunateng Dirah dari Desa Dirah wilayah Kerajaan Kediri, Jawa Timur. Calonarang dikenal sangat sakti karena memiliki ilmu pengeleakan. Ia juga mempunyai seorang putri berparas cantik yang bernama Diah Ratna Mangali.

Diah Ratna Mangali ini telah dipinang oleh Raja Airlangga untuk dijadikan Ratu di Kerajaan Kediri. Tetapi pinangan ini kemudian dibatalkan dan Diah Ratna Mangali dikembalikan ke ibunya. Pembatalan peminangan ini dikarenakan Diah Ratna Mangali diduga bisa ngeleak dengan didasarkan pada hukum keturunan yaitu kalau ibunya bisa ngeleak maka anaknya pun akan mewariskan ilmu pengeleakan.

Ni Walunateng Dirah meras
a tersinggung atas perlakuan yang diterima anaknya. Ia bersama muridnya memohon anugrah kepada Bhatari Dhurga agar dapat membuat wabah penyakit. Apa yang menjadi permohonan Calonarang menjadi kenyataan, wabah penyakit aneh menyerang masyarakat. Setiap saat selalu ada yang meninggal. Kemampuan ilmu pengeleakan Calonarang benar-benar tak tertandingi. Patih Madri pun tidak sanggup menghadapi Ni Rarung, salah satu murid kesayangan Calonarang, dalam suatu adu kekuatan. Patih Madri dibuat buta oleh Ni Rarung yang merubah wujudnya menjadi paksi/burung.

Berita menyedihkan ini akhirnya sampai kehadapan Mahapatih Tastara Maguna. Beliau begitu bersedih mendengar bencana ini. Demi negeri yang dicintai, beliau bersedia untuk menandingi kekejaman Calonarang. Maka terjadilah pertempuran antara Mahapatih Tastara Maguna melawan Calonarang.

*ad
a juga versi lain yang menceritakan bahwa untuk mengalahkan Ni Walunateng Dirah, Mpu Beradah mengutus Mpu Bahula untuk mendapatkan pusaka yang dimiliki Ni Walunateng Dirah yaitu Niscaya Lingga dan Nircaya Lingga. Untuk mendapatkan pusaka ini, Mpu Bahula berpura-pura bersedia untuk menikahi Diah Ratna Mangali. Namun kemudian secara diam-diam mengambil pusaka Ni Walunateng Dirah dan menyerahkannya kepada Mpu Beradah.

Niscaya Lingga dan Nircaya Lingga adalah sebuah pusaka yang mampu menghidupkan dan mematikan apapun. Setelah pusaka itu dimiliki oleh Mpu Beradah, barulah kemudian Mpu Beradah menghadapi Ni Walunateng Dirah. Dalam suatu unjuk kesaktian itu, diceritakan konon Ni Watunateng Dirah tidak mampu menghidupkan kembali pohon beringin yang sudah dibakar oleh Mpu Beradah karena pusaka Niscaya Lingga dan Nircaya Lingga sudah tidak menjadi milik Ni Walunateng Dirah lagi.

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: