Tugas Terpaksa / Terpaksa Tugas

11:01 AM 0 Comments

dulu sewaktu kecil kita sering diajarkan di SD maupun orang tua di rumah tentang sembahyang tiga kali sehari atau yang sering kita sebut dengan Tri Sandya. Akan menimbulkan rasa malu diri sendiri atau rasa bersalah apabila kita tidak melakukannya. Namun pelaksanaannya saya sendiri lupa kapan saya ber-trisandya Paling hanya 2 kali sehari, sebelum berangkat sekolah dan sehabis mandi sore yang biasanya kita sebut, sandikala. Cerita indah kemarin..,

Jauh dari lingkungan mayoritas membuat saya berpikir, rasa rindu akan Tuhan semakin menebal. Sepertinya begitu selalu ingin dekat. Ada banyak cara cara untuk bisa “berdua” dengan Dia. Melepaskan teroti tentang Dia, justru saya menemukan sesuatu yang lebih dari dulu. Saya merasa setiap tindakan selalu berbicara dengan Dia. Rasanya tidak pernah sepi. Namun, kenapa sekarang berada di daerah mayoritas justru aku merasa Jauh..??
Agni Hotra ... aku mengenalnya. Sewaktu pertama mengenal Ibu Gedong di Asrama Gandhi. Agni Hotra, upacara api suci. Walau hanya sebagai penonton, namun terasa khusuk Tidak jelas bagaimana mengungkapkannya.

Sekarang agni hotra itu ada di sini. Dilakukannya karna tugas. Ada keterpaksaan hanya demi separaf tandatangan pada lembar absensi. Duduk melingkari api suci dengan pikiran penuh umpat, nada cemooh dan berbagai kobaran api negatif yang lain. Bagaimana ada bahagia kalau seperti ini..?? Mantra yang diucapkan keluar dari bibir, bukan dari hati. Betapa sakit mendengar Gayatri Mantram diucapkan tanpa Ketulusan. Bagaimana tidak sedih mendengar kalimat Tryam-Bakam..., pemujaan tertinggi untuk Siwa dilantunkan tanpa rasa. Penghormatan tertinggi untuk Narayana dilantunkan secepat mungkin agar bisa selesai lebih awal. Abhayam Mitrat..., seharusnya mampu menghilangkan rasa takut terhadap segala hal, justru malah kita tetap takut dengan absensi. Linggam Siwa seperti hanya pigura pelengkap suasana. Dituangkan susu beraroma Kekesalan. Gayatri mantram adalah Ibu Dari Segala Mantram.

Saya pikir Beliau menangis....
Dia yang berulang kali menjadi TEMAN dalam banyak kisah.
Dia yg pernah melindungi dari hujan..
Dia menemani di saat PIKIRAN sudah tidak mampu berkomunikasi.
Dia melenyapkan rasa takut..
Dia membimbing di saat sudah tidak ada motivasi..
Dia memberikan inspirasi..
Dia menggerakkan bibir untuk berkata..
Dia yang saya ajak untuk menemukan CINTA kali ini..
bersama Dia saya berjalan ke arah masa depan.
Selalu rindu akan Dia...
Namun sekarang Dia di lantunkan tanpa keiklasan dan saya hanya diam.....

Mantra adalah manifestasi pikiran yang berwujud suara. Mantra adalah kata atau kalimat yang diucapkan untuk penghormatan atau pemujaan terhadap Dia yang memiliki kita. Mantra adalah suara yang memiliki nilai Sakral Tinggi di mana pengucapannya akan mampu memberikan sesuatu sesuai dengan isi.

Obrolan bale banjar seorang teman, mantra adalah Man, Dapat dan Tre, Tuara, Tidak.. Mantra adalah Man atau Tuara Man. Ini sangat tergantung dari Rasa si pengucap itu sendiri. Namun intinya di sini adalah Kepercayaan, Ketulusan, Kepasrahan pada Dia.

Ada cerita semasa saya sekolah..
Dalam perjalanan pulang sekolah, hujan sedang lebat saat itu. Turun dari angkot, saya berteduh di sebuah warung, sempat saya berpikir bagaimana besok saya bisa ke sekolah bila baju ini sekarang basah..?? saya melihat ke langit dan melantunkan Gayatri Mantram berulang-ulang.. terkejut luar biasa, hujan reda, saya bergegas pulang, berjalan sekitar 1 km.
Sampai di rumah, hujan turun lagi... hal luar biasa yang pertama kali saya alami..
Kebetulan..?? saya yang hanya seorang lelaki biasa, mendapati kejadian yg menurut saya luar dari biasa. Saya menganggap itu adalah suatu kebetulan saja. Bukan... bukan karena saya pasti. Semua sudah berjalan sesuai Irama dari Karma masing-masing.

Seharusnya energi positif ang tercipta dalam suasana seperti ini, namun kumpulan energi negatif menenggelamkan semua keharmonisan yang ingin diciptakan.

Lantas tidak adakah cara untuk ini..?? sederhana namun pasti sulit Pemaksaan yang diterapkan memang akan menciptakan rasa “tidak suka” namun lambat laun diharapkan akan mampu menciptakan rasa “suka”. Hal hasil, hal ini justru menjadi bumerang. Cara seperti ini tidak akan mampu secara instant mengubah cara pandang orang dalam melihat sesuatu. Apalagi kita sudah apriori selama ini terhadap beberapa bentuk penerapan dengan pemaksaan. Mungkin untuk penerapan disiplin, cara seperti ini akan menciptakan hal baru yang lebih baik. Keyakinan adalah sesuatu yang sensitif dan rumit Ia membutuhkan waktu untuk berproses,


* saya yang masih awam ini sangatlah kurang pengetahuannya, apalagi dalam pelaksanaan yagna ini. Seandainya telah terjadi kesalahan dalam pelaksanaan dan yagna ini, mohon saya dimaafkan…

sekarang, itu masih ada. Saya hanya duduk, dengan tidak mengganggu yg khusuk dan tidak meremehkan yang bersenda.

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: