Saya Punya Pemimpin...

selama ini hanya bisa membayangkan betapa akan indah sebuah pertemanan dalam suatu hubungan kerja sama yang baik. Selama inipun masih menaruh harapan pada masalah yang dulu. Terbelit2 tanpa ada kejelasan sikap nyata menuju arah yg semestinya. Setelah sekian lamapun masih saja begini. Beberapa teman sudah dengan bangga tersenyum menggondol gelarnya masing2. bagaimana saya masih di sini..?


masih belajar memahami prinsip tadi, bersama beberapa orang dengan banyak pemahaman. Oh tentu memberikan saya ruang belajar yg lebih baik dari meja kuliah yang keren dg coretan type-X atau lukisan mawar merah di tiap tembok kelas. Ruang kuliah saya, saklar dan stop kontak yang tinggal ujung kabel saja. Masih berharap akan suatu kemajuan management, kalau tidak boleh menyebutnya dengan reformasi management, apalagi revolusi. Di sini teman2 saya orang2 hebat berbekal berbagai disiplin ilmu. Namun ya itu tadi, masih menunggu ada keajaiban datang dari lantai atas, haha…


Sejatinya tidak mengharapkan hujan uang dari lantai atas, tidak juga terror CCTV di tiap sudut meja, namun sedikit perasaan “sayang” dari ruangan sebelah. Saya masih percaya pimpinan saya di sini adalah orang hebat, berdedikasi di bidangnya dengan disiplin diri/ilmu yg tinggi, pasti akan memberikan komando yang baik2-lah. Kalaupun tidak baik2, semoga itu akan menjadi baik2.

Saat kuliah ada sebuah pelajaran ttg manajemen, sebagian besarnya mengadopsi ajaran-ajaran dari bangsa Barat. Eh, apakah bangsa Timur saya tidak mewariskan ajaran-ajaran kepemimpinan yang dapat digunakan untuk memimpin negara menuju kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, kalau boleh menulisnya dengan karyawan atau pekerja seperti saya... saya masih ingat mendengar 2 kata untuk urusan managemen atau bagaimana memimpin. ASTA BRATA.., yaa, adalah astabrata yang telah diterapkan di tanah nusantara ini sejak dulu sekali hingga tanah di sini masih saya injak.


Asta Brata dapat diartikan sebagai delapan ajaran utama tentang kepemimpinan yang merupakan petunjuk bagaimana menjadi pemimpin yang seharusnya. Ada yg bilang ini diturunkan saat Sri Rama kepada Bharata (adiknya) yang akan dinobatkan menjadi Raja Ayodhya. Namun ada juga sumber yang mengatakan bahwa ajaran ini adalah nasehat Sang Rama kepada Wibisana, adik Rahwana yang hendak diangkat menjadi raja Alengka setelah wafatnya Sang Prabu Dasamuka.

Asta Brata disimbulkan dengan sifat-sifat mulia dari alam semesta yang patut dijadikan pedoman bagi setiap pemimpin,

1. Indra Brata
Seorang pemimpin hendaknya seperti hujan yaitu senantiasa mengusahakan kemakmuran bagi rakyatnya dan dalam setiap tindakannya dapat membawa kesejukan dan penuh kewibawaan.

2. Yama Brata
Pemimpin hendaknya meneladani sifat-sifat Dewa Yama, yaitu berani menegakkan keadilan menurut hukum atau peraturan yang berlaku demi mengayomi masyarakat.

3. Surya Brata
Pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat seperti Matahari (surya) yang mampu memberikan semangat dan kekuatan pada kehidupan yang penuh dinamika dan sebagai sumber energi.

4. Candra Brata
Pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat seperti bulan yaitu mampu memberikan penerangan bagi rakyatnya yang berada dalam kegelapan/kebodohan dengan menampilkan wajah yang penuh kesejukan dan penuh simpati sehingga masyarakatnya merasa tentram dan hidup nyaman.

5. Vayu Brata (maruta)
Pemimpin hendaknya ibarat angin, senantiasa berada di tengah-tengah masyarakatnya, memberikan kesegaran dan selalu turun ke bawah untuk mengenal denyut kehidupan masyarakat yang dipimpinnya.

6. Bhumi (Danada)
Pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat utama dari bumi yaitu teguh, menjadi landasan berpijak dan memberi segala yang dimiliki untuk kesejahteraan masyarakatnya.

7. Varuna Brata
Pemimpin hendaknya bersifat seperti samudra yaitu memiliki wawasan yang luas, mampu mengatasi setiap gejolak (riak) dengan baik, penuh kearifan dan kebijaksanaan.

8. Agni Brata
Pemimpin hendaknya memiliki sifat mulia dari api yaitu mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan, tetap teguh dan tegak dalam prinsip dan menindak/menghanguskan yang bersalah tanpa pilih kasih.

Tidak salah setiap dari kami merindui sosok seperti itu, mengharapkan pemimpin yang benar2 bisa memberikan kalimat kritik dengan cara2 yang sopan. Memberikan rasa nyaman di saat kami membutuhkan perlindungan. Mampu membuat ruangannya adalah tempat kami untuk bercerita bagaimana kami sudah bekerja dengan sungguh2. Tidak menvonis kekurangan kami yang kecil adalah masalah yang harus terus di buru2. Mencari celah, apalagi yang jelek2 tentang kami...? Dan membuang jauh hasil kesediaan kelebihan jam kerja dengan sia2. pun tidak membuat kami “bersitegang” dengan sesama kami. Tolonglah… Hanya sebuah rasa NYAMAN saja kenapa sulit sekali…

Saya masih tahu kalau anda bukan seorang “RI 1”, pun seandainya itu terjadi, pilihlah orang2 di keliling anda adalah orang yang benar2 loyal untuk kemajuan tanggungjawab yg anda emban, bukan para cecunguk busuk. Seperti yang sekarang ada yakini mereka adalah abdi. Jauh antara bibir dengan sikap anda…

Untuk melengkapi, saya kutip juga dari pelajaran kuliah saya yg berharga, sifat2 pembantu “raja” sebagai kembang yg memiliki sifat utama ( naskah jawa kuna nawanatya ).
ada 9 yang sempat saya catat…

1. pradnya widagda - bijaksana dan mahir dlm berbagai ilmu pengetahuan.
2. wira sarwayuda - pemberani dalam pertempuran.
3. paramartha - mempunyai cita2 yg mulia
4. dirotsaha - tekun dan ulet dlm pekerjaan
5. pragiwakia- pandai berbicara
6. samaupaya- selalu taat pada janji
7. laghawangartha - tidak pamerih
8. wruh ring sarwa bhastra - tahu mengatasi kerusuhan
9. wiweka - dpt membedakan mana yg salah dan mana yg benar.

Saya masih percaya kalau anda masih bisa merubahnya ke arah yang lebih baik…,


*beberapa reff yg saya copas di berbagai sumber + google

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: