Kecak Wanita “Srikandhi” Ubud

3:17 PM , 0 Comments


Rasanya kurang klop jika jalan-jalan ke pulau Para Dewa, kalau kita tidak menyaksikan tari Kecak, sebuah tarian khas Pulau Dewata. Mungkin sudah jadi hal biasa kalau Tari Kecak ditarikan oleh para lelaki saja, namun kali ini istimewa sekali bagi saya. Kecak Wanita..!

Ini adalah kali kedua saya bertemu dengan sekaa Kecak Wanita ini. Namun sayang sekali, saya lupa untuk menuliskannya dan sama sekali tidak ada dokumentasinya, hehe.. nah, kali kedua ini juga begitu, rasa malas saya masih senang berteman akrab dengan saya, haha.. sedikit dipaksa, akhirnya saya mendapatkan filenya.

Sekaa Kecak Wanita “Srikandhi” ini terdiri dari ibu-ibu PKK Srikandhi Desa Ubud Tengah, Gianyar-Bali. Ubud yang sudah terkenal dengan kota seni, tidak hanya menghadirkan seni lukis dan patung serta tarinya yang didominasi oleh para laki-laki. Kali ini PKK Srikandi akan membuktikan bahwa ibu-ibu yang walau sudah dibebankan untuk mengurus rumah tangga dan pekerjaan adat lainnya, masih sempat untuk berekspresi, menampilkan kebolehan yg mereka miliki. Tidak main-main, yang mereka hadirkan adalah kesenian kecak.


Saya datang lebih awal dari para penonton yang lain, sehingga saya bisa menyaksikan persiapan penampilan kali ini. Di bawah pohon beringin tua, obor-obor dan lampu minyak diletakkan sedemikian hingga seolah-olah membentuk sebuah lingkaran api. Saya sempat berbincang-bincang dengan sang pelatih, Gusti Lanang Oka Ardika atau yang lebih dikenal dengan nama Cedit. Ada cerita lain tentang Pak Cedit ini. Beliau beberapa kali sempat terlihat di layer televisi sebagai bintang iklan hehe.. dan terkahir saya tahu bahwa beliaulah yang memerankan penari Topeng Tua di stasiun Bali TV.

Kemudian olehnya, saya dikenalkan oleh pelatih tari yg lain, Anak Agung Anom Putra. Ternyatanya, saya sudah sempat bertemu/kenal dengan beliau, kalau gak sekitar tahun 2008. Pada saat itu, Pak Agung Anom menari Baris dan Topeng Tua di Balai Banjar Kutuh Kelod, Jaba Pura Dalem Ubud. Belum pernah saya melihat Tari Baris setegas Pak Agung Anom.




Epos Ramayana

Jika ingin menyaksikan penampilan Sekaa Kecak Wanita "Srikandhi", datanglah hari rabu jam 19.30 wita ke Jaba Pura Batu Karu, Ubud.

Para penari sudah siap tampil, mereka memakai kamen dengan rambut terurai. Cerita yang diambil kali ini adalah Epos Ramayana. Kisah besar perjalanan dan kehidupan manusia cerdas, Sang Rama.

Cerita diawali oleh Perjalanan Rama bersama Sita dan sang adik, Laksmana di sepanjang Sungai Godawari. Mereka menikmati keindahan hutan Panchawati.

Tiba-tiba muncul seekor kijang emas. Sita tertarik akan gerak-gerik kijang emas dan meminta sang suami, Rama, untuk menangkap kijang emas. Namun Rama tahu bahwa kijang emas itu sejatinya adalah jelmaan Patih Marica. Namun Sita tidak perduli dan bersikeras meminta Rama untuk menangkap kijang emas. Rama berusaha menangkap kijang emas, sampai ke dalam hutan, meningalkan Laksmana dan Sita.

Sita khawatir mendengar jerit kesakitan Rama. Laksmana tahu bahwa jeritan itu bukan Rama melainkan Patih Marica yang tertancap panah Rama. Sita tidak memperdulikan dan meminta Laksmana untuk mencari tahu keberadaan Rama. Laksmana meninggalkan Sita dengan memberikan pelindung bahwa siapapun yang berpikiran buruk tidak akan bisa mendekati Sita.

Di saat Sita sendirian datanglah Raja Alengkapura, Rahwana. Ia tertarik akan kecantikan Sita. Namun ia tidak mendekati sita karena perlindungan yang dibuat oleh Laksmana.

Rahwana mempergunakan taktik agar Sita keluar dari batas perlindungan yang telah dibuat Laksmana. Sita dilarikan ke Alengkapura.

Rama dan Laksmana bersedih kehilangan Sita. Mereka meminta bantuan kera putih, Hanoman, untuk menemukan keberadaan Sita.

Hanoman menyeberangi lautan menuju ke Kerajaan Alengkapura. Ia menemukan Sita di taman Ashoka bersama dengan raksasi wanita, Trijata. Hanoman menyerahkan cincin pemberian Rama sebagai bukti bahwa Hanoman adalah utusan Rama dan mengatakan bahwa Sita tidak perlu kawatir lagi karena tak lama lagi Rama sendiri yang akan menyelamatkan Sita.

Hanoman menuju ke Kota Alengka, ia merusak taman kota dan sengaja membuat agar dirinya tertangkap oleh pasukan Alengka. Tujuannya adalah untuk mengetehui gambaran Kota Alengka dan sejauh mana kekuatan musuh. Rahwana memutuskan untuk menghukum Hanoman. Ia dibakar hidup-hidup. Namun tak disadari oleh Rahwana, justru ini adalah kesempatan untuk membakar kota alengka dan membunuh para raksasa.

Setelah puas melaksanakan aksinya, Hanoman kembali ke Rama dan melaporkan segala yang telah ia lakukan selama menjadi duta di Alengkapura. Rama ditemani Laksmana dan Hanoman berperang melawan pasukan Rahwana. Rama berhasil mengalahkan Rahwana dan menyelamatkan Sita.


Tengs – Sekaa Kecak wanita “Srikandhi” Desa Ubud Tengah

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: